Siapa yang tak pernah patah hati? Orang yang merasakan patah hati bukan saja mereka yang sedang berpacaran. Mereka yang sudah menikah bisa saja merasakan hal ini.
#berikut saya ambil contoh dari cerita masa lalu saya, semoga cerita ini bukan bermaksud mengumbar aib sendiri tetapi lebih melihat hikmah yang dapat diambil dari cerita ini#
Sepasang kekasih yang telah menjalin kasih (pacaran.red) sudah berlangsung selama 1 tahun lebih. Ketika itu orang tua ku tidak mengetahui bahwa anak perempuannya ini mempunyai hubungan yang serius dengan laki-laki yang dipikir teman saja oleh kedua orang tua ku. Sampai pada suatu kondisi kalau aku harus berpisah dari kota dimana aku lahir dan dibesarkan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Tentunya kami juga akan berpisah dalam waktu yang cukup lama untuk bisa bertemu lagi. Pada saat itu dia sempat mengatakan kalau setelah aku lulus nanti dia akan datang kerumah dan melamar ku. Saat itu aku masih belum menanggapi dengan serius dan mengatakan buktikan saja nanti. Bulan terus berlalu, sampai pada klimaks yang dimana aku sudah serius dengannya tiba-tiba semua gugur hanya karena tak direstuin. Rasanya itu sakit, hancur, segala macam rasa yang menyangkut tentang hati. Orang tua menilai dari point background keluarga dan pendidikan terakhirnya. Alasan itu masuk akal buat ku. Beliau menilai bahwa akan terjadi ketidakseimbangan ketika nantinya dalam sebuah rumah tangga terjadi masalah yang keputusan nya akan berbeda. Karena pemikiran yang tidak sama. Prioritas, visi, misi kedepan pun tidak mungkin sama. Dan aku mengakui itu. Bahwa selama aku bersama nya, aku yang selalu lebih banyak memberikan nasihat dan saran positif. Karena yang aku rasakan memang pola hidup yang berbeda. Ini bukan tentang seberapa banyak materi yang dia punya, materi itu bisa diusahakan dan dicari. Tapi sejauh mana dia berpikir dewasa dan bertanggung jawab untuk menafkahi istrinya.
Setelah berakhirnya hubungan itu, pemikiran aku langsung terbuka. Maksiat yang selama ini aku pelihara sudah membuatku semakin jauh sama Allah. Tetapi Allah masih membuka kesempatan untuk berubah. Alhamdulillah..
Tahun 2012, 2013... berlalu. Kini ditahun 2014 aku semakin yakin dengan niat untuk menjadi seorang istri dari laki-laki sholeh. Hanya berusaha dan berdoa untuk mendapatkan yang terbaik. Kali ini pilihan, aku serahkan kepada beliau yang lebih bijak dalam berpikir dan mengambil keputusan untuk anak perempuannya. Dipertengahan tahun 2014, aku mendapat kabar bahagia dari seseorang yang dulu, yah dulu yang pernah berniat ditahun ini akan melamarku. Dia akan menikah. Ada haru, bahagia, sedih yang dirasakan. Allah mengabulkan doanya. Tapi bukan menikah denganku. Allah telah menunjukkan bahwa memang dia bukanlah jodohku, seperti penolakan kedua orang tuaku kepada dia dulu. Allah benar Maha Adil, mungkin aku tidak pantas dengannya. Aku tidak mungkin bisa menerima segala kekurangannya jika kita dipaksakan untuk bersatu.
Yakin, bahwa jodoh adalah cerminan dari segala sifat dan sikapmu. Sekalipun tetap saja ada yang berjodoh yang tidak sesuai dengan sifat dan sikapmu mungkin hanya butuh waktu untuk engkau mengajarinya menjadi lebih baik. Yakin bahwa Allah tak mungkin salah memilih jodoh buatku. Dia lebih dulu menikah, mungkin Allah sedang menjaganya agar dia tidak terjerumus dalam hal perzinahan. Lebih halal dan mendapat pahala bagi orang-orang yang khawatir terhadap dirinya masuk kedalam dosa maksiat, itu keputusan yang tepat.
Mungkin Allah menunda untuk sementara waktu buatku agar aku lebih siap dan memperbanyak lagi ilmu sebagai seorang istri yang patuh terhadap suami. Mungkin Allah juga sedang menguji tingkat sabarku untuk tetap menanti seiring bermunajat pada-Nya.
Semua itu sesuai dengan prasangka hambanya. Jika kita berprasangka baik sama Allah, insya Allah akan diberikan hal yang baik sesuai dengan prasangka kita. Wallahua'lam..
mohon maaf lahir bathin untuk orang-orang yang pernah tak sengaja atau sengaja aku sakiti, semoga itu bisa menjadi hikmah yang dapat kita ambil untuk menjadi hambanya yang semakin bersyukur dengan keadaan apapun.
-nisfit-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
~positive thinking~